Letak Geografis
Madrasah Aliyah Negeri Lasem ( MAN Lasem ) yang beralamatkan Jl. Sunan
Bonang km 01 Lasem terletak di desa Ngemplak Kecamatan Lasem Kabupaten
Rembang. MAN Lasem berada pada tempat yang strategis karena terletak
diantara lembaga pendidikan maupun pemerintahan. Disebelah selatan
terdapat SD 2 Ngemplak, disebelah barat terdapat SD 1 Soditan dan SD 2
Soditan dan disebelah utara ada SMA 1 Lasem. Disekitarnya juga terdapat
kantor Polres Rembang, Kodim dan Kantor Kecamatan Lasem. Disepanjang
jalan Sunan Bonang ini juga terdapat SMA Muhammadiyah Lasem, MTsN
Lasem, SMP/SMK/MA NU Lasem serta SMP 2 Lasem.
MAN Lasem berada di kota Lasem yang merupakan daerah pesisir pantai,
namun disekilingnya juga terdapat pegunungan yaitu Gunung Argo Kajar.
Hal ini dapat menambah keindahan suasana belajar di MAN Lasem,
disamping itu juga dapat memudahkan siswa MAN Lasem untuk studi
lapangan seperti mempelajari kehidupan satwa laut, mempelajari aneka
ragam tumbuhan alam pegunungan dan sebagainya.
Sejarah berdirinya.
Berdirinya MAN Lasem tidak terlepas dari keberadaan PGA Islam Lasem yang dirintis oleh para tokoh masyarakat Lasem yang terdiri dari para pendidik/guru dan ulama/kyai. Berawal dari adanya pemikiran para tokoh masyarakat bahwa kota Lasem merupakan kota agamis/kota santri tempat menimba ilmu para santri dari berbagai daerah seperti Blora, Pati, Kudus, Jepara, Grobogan, Sragen, Pekalongan, Brebes, Cirebon, Tuban, Lamongan, Bojonegoro dan lain-lain wilayah disekitarnya. Perlulah kiranya didirikan suatu lembaga pendidikan/sekolah Islam yang dapat mendidik seseorang menjadi muslim yang intelek dan bertaqwa serta sanggup memberikan bimbingan sebagai guru agama di masyarakat.
Para guru agama negeri yang berdomisili di kecamatan Lasem diantaranya Bp H. Abdoel Djabar, Bp. A. Dainuri, Bp. Hasyim Mahfudz bermusyawarah dengan para kyai diantaranya KH Mahfudz Cholil, KH Maksum dan KH Makmur, hasil musyawarah sepakat mendirikan lembaga pendidikan di kota Lasem dengan mengucapkan ikrar bersama : ” Marilah kita bersama-sama mendirikan PGA Islam untuk kepentingan umat dengan perasaan ikhlas dan bertanggungjawab. Mudah-mudahan Alloh SWT meridhoi, melimpahkan rahmat, kekuatan dan petunjuk kepada kita ”.
Para tokoh masyarakat tersebut selengkapnya adalah sebagai berikut :
a. Dewan Guru
- Bp. H. Abdoel Djabar
- Bp. Abdoel Muhith
- Bp. A. Suyuti
- Bp. Masjkur
- Bp. Salman
- Bp. Badjuri Ihsan
- Bp. A. Dainuri
- Ibu Maryam Cholil
- Bp. Hasyim Mahfudz
- Bp. Hafidz
- Bp. Muhammad
- Bp. Buchori Usman
- Bp. Kartubi Kaharudin
- Bp. Mulyono.
- Bp. KH. Mahfudz Cholil
- Bp. Mudzakir
- Bp. Supardi
- Bp. Mukhlas
- Bp. Ridhwan
- Bp. A. Nasih
- Bp. Buchori Usman
- Bp. Mawardi
- Bp. Hamim
- Bp. Masrur
- Bp. H. Ahmadi
- Bp. Maftuchin
- Bp. Muh. Ismail
- Bp. Salman
- Bp. Hadi Marsaid
- Bp. A. Dahlan
- Bp. Sudiono
- Bp. KH. Ma’mur
- Bp. Abd. Qohar
- Bp. Salim
- Bp. H. Abd. Halim
Akhirnya pada tanggal 2 Agustus 1962
berdirilah PGA Islam Lasem meskipun belum memiliki gedung sendiri,
untuk sementara masih meminjam gedung SDN Soditan. Tanggal 15 Agustus
1966 mulai menempati gedung sendiri meski sangat sederhana. Pada awal
tahun 1968 oleh Kepala Inspeksi Pendidikan Agama Kabupaten Rembang
berdasarkan saran dari Dirjen Pendidikan Agama Depag Bapak Mulyadi
disarankan agar PGA Islam Lasem untuk diusulkan menjadi sekolah negeri.
Kemudian pada tanggal 14 Mei 1968 keluarlah SK Menteri Agama No 101 tahun 1968 dan PGA Islam Lasem berubah nama menjadi PGA 4 Tahun Lasem. Seiring dengan perkembangannya akhirnya PGA 4 Tahun Lasem mendapatkan bantuan tanah seluas 1,25 hektar dari Bupati Kepala Daerah Tingkat II Rembang ( Bp. Hadi Sanyoto ) yang berlokasi di Jalan Sunan Bonang ( dulu Jalan Tuban ) yang ditempati sekarang ini. Pada tanggal 30 September 1970 dengan SK Menteri Agama No 242 Tahun 1970 PGA 4 ahun Lasem berubah menjadi PGA 6 Tahun Lasem. Karena kebijakan pemerintah yang menutup lembaga pendidikan guru setingkat SLTA ( SPG dan PGA ) maka pada tahun 1991 PGA 6 Tahun Lasem berubah menjadi Madrasah Aliyah Negeri ( MAN ) Lasem sampai sekarang.
==========================
Kemudian pada tanggal 14 Mei 1968 keluarlah SK Menteri Agama No 101 tahun 1968 dan PGA Islam Lasem berubah nama menjadi PGA 4 Tahun Lasem. Seiring dengan perkembangannya akhirnya PGA 4 Tahun Lasem mendapatkan bantuan tanah seluas 1,25 hektar dari Bupati Kepala Daerah Tingkat II Rembang ( Bp. Hadi Sanyoto ) yang berlokasi di Jalan Sunan Bonang ( dulu Jalan Tuban ) yang ditempati sekarang ini. Pada tanggal 30 September 1970 dengan SK Menteri Agama No 242 Tahun 1970 PGA 4 ahun Lasem berubah menjadi PGA 6 Tahun Lasem. Karena kebijakan pemerintah yang menutup lembaga pendidikan guru setingkat SLTA ( SPG dan PGA ) maka pada tahun 1991 PGA 6 Tahun Lasem berubah menjadi Madrasah Aliyah Negeri ( MAN ) Lasem sampai sekarang.
==========================
SEJARAH
SINGKAT
BERDIRINYA
PGAN LASEM
( dari th. 1962
s/d th.1981 )
DITULIS ULANG OLEH :
RINI NOERAINI
DIEDIT OLEH :
SITI MASRUNGAH
LASEM
2015
SEJARAH SINGKAT
BERDIRINYA PGAN LASEM
DAFTAR ISI :
Halaman
- Kata
pengantar
- Muqodimah
1
- Tujuan
Mendirikan PGA
2
- Langkah-langkah
Pelaksanaan Penyusunan Dewan Guru dan Pengurus 3
- Pendirian PGA Islam Lasem 6
- PGA Islam Pindah Gedung
9
- Penegerian
PGA Islam
10
- Peningkatan
PGAN 4 Tahun Menjadi PGAN 6 Tahun
12
- Peningkatan
Sarana Pendidikan
13
- Statistik
Sekolah
14
- Keadaan Siswa - Guru - Pegawai PGAN
Lasem Pada 1981 16
- Hasil EBTA 1982 17
- Penutup
18
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum wr. wb.
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat yang telah
dilimpahkan kepada kami dalam rangka menulis buku “SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA
PGAN LASEM”. Penulisan buku ini dimaksudkan agar pihak luar lembaga mengetahui
tentang asal mula keberadaan PGAN Lasem yang berdiri dalam kurun waktu tahun
1962 sampai dengan tahun 1981.
Keberadaan PGAN Lasem sampai dengan kurun waktu tersebut adalah waktu
sampai dengan 3 tahun setelah diterbitkannya KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK
INDONESIA Nomor 19 Tahun 1978 tentang SUSUNAN ORGANISASI dan TATA KERJA
PENDIDIKAN GURU AGAMA NEGERI.
Mudah-mudahan melalui penulisan buku ini dapat mengingatkan dan
meningkatkan motivasi para pengelola pendidikan pada umumnya dan penerima tongkat
estafet PGAN Lasem berikutnya, sesuai dengan tujuan untuk membentuk manusia
seutuhnya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Wassalamu'alaikum wr. wb.
Lasem, 1 Juni 1992
Kepala PGAN Lasem
ttd
H. ABDOEL DJABAR M.
NIP. 150 013 737
M U Q O D I M A H
Dengan ikhlas dan penuh rasa tanggung jawab kami panjatkan syukur kami
kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan berbagai rahmat dan nikmat, serta
hidayah dan inayahNya kepada kami dalam melaksanakan tugas serta pekerjaan,
baik yang berhubungan dengan kehidupan pribadi khususnya, maupun kehidupan
sosial pendidikan pada umumnya.
Sebagai orang muslim, adalah hal yang wajar dan seharusnyalah untuk
mempunyai rasa tanggung jawab atas terlaksananya pendidikan Islam bagi segenap
umat manusia pada umumnya dan bangsa Indonesia pada khususnya. Seperti yang
kami ingat sabda Nabi SAW : بلغوا عنى ولو اية
Yang artinya : “Sampaikanlah apa-apa dariku meskipun hanya satu ayat”.
Kewajiban bagi seorang muslim adalah memberikan pendidikan kepada umat
dan bangsanya. Terlebih kepada bangsa yang baru berkembang, tentulah sangat
memerlukan pendidikan yang mengarah pada perkembangan dan pembangunan bangsa.
Dalam sejarah bangsa manapun, apabila suatu negara ingin berkembang dan
maju, maka haruslah pendidikan dikembangkan. Untuk itu tidaklah dapat dikesampingkan
arti dan peran pendidikan Islam.
Kecamatan Lasem dikenal sebagai pusat atau sumber tempat belajar ilmu
agama Islam. Untuk itu dipandang perlu dikembangkannya pendidikan Islam yang
bersistem klasikal. Sistem ini dimaksudkan untuk mendampingi pendidikan pondok
pesantren yang sudah berkembang, sebagai tempat penggemblengan mental agama
yang kuat untuk mendidik putra-putri muslim, yang bertaqwa kepada Allah SWT
serta menjadi seorang muslim yang berani bertabligh di kalangan masyarakat.
Juga memberikan bimbingan mental dan akhlak yang mulia guna mensukseskan
pembangunan nasional berdasarkan Pancasila.
Setelah terbentuknya Dewan Guru dan Pengurus, maka didirikanlah suatu
lembaga pendidikan Islam yang bersifat keguruan, dengan nama : PGA 'ISLAM'.
Mudah-mudahan melalui lembaga tersebut, Allah selalu melimpahkan rahmat
dan berkatNya.
Aamiin.
1
TUJUAN
MENDIRIKAN PGA
Kemajuan dan kemunduran suatu bangsa dan negara sangat ditentukan oleh
kualitas berkembangnya ilmu pengetahuan dan pendidikan di dalam negara itu
sendiri. Hal ini menjadikan pendidikan sebagai satu-satunya masalah yang sangat
penting dan harus mendapatkan perhatian khusus untuk mencapai tujuan dan
kemajuan dalam berbangsa dan bernegara.
Para tokoh masyarakat di kecamatan Lasem yang dikenal sebagai daerah
agamis, merasa bertanggung jawab untuk ikut serta dalam tujuan memajukan
masyarakat tersebut. Berdasarkan hal tersebut dipandang perlu untuk didirikan
suatu lembaga pendidikan / sekolah Islam yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat. Dengan mempertimbangkan berbagai saran dan masukan, akhirnya
diputuskan untuk mendirikan 'Pendidikan Guru Agama', dengan tujuan agar dapat
mendidik seseorang menjadi seorang muslim yang intelek dan bertakwa serta
sanggup memberikan bimbingan sebagai guru agama di dalam masyarakat.
Untuk memperoleh dukungan serta partisipasi masyarakat agar sesuai dengan
tujuan, dan juga agar dapat menampung putra-putri dari berbagai golongan, maka
ditambahkan kata 'Islam' dalam namanya, menjadi 'PGA Islam'.
Tujuan utama didirikannya PGA Islam dalam pendidikan dan pengajarannya,
adalah mendidik seseorang sehingga sanggup dan mampu dalam mengajarkan serta
memberikan ilmu dan pengetahuan agama Islam di dalam masyarakat. Hal ini
disebabkan adanya pemikiran bahwa dengan penghayatan serta pengamalan dalam
pengajaran dan pendidikan Islam akan menimbulkan perasaan tanggung jawab.
Hadist Nabi mengatakan : كلكم راع وكلكم مسئول عن رعيته
Yang artinya : 'Kamu semua adalah penggembala / pemimpin dan kamu semua akan ditanya
tentang penggembalaannya /
kepemimpinannya'.
2
LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN
PENYUSUNAN DEWAN GURU dan PENGURUS
Sebelum diuraikannya susunan dewan guru dan pengurus, terlebih dahulu
kami sampaikan perjalanan hingga terwujudnya angan-angan para pendiri PGA
Islam.
Melihat potensi daerah serta mengingat kebutuhan akan pendidikan Islam
yang ada pada masyarakat Lasem, dengan penuh rasa tanggung jawab, timbul
gagasan suci dari para guru agama negeri yang pada saat itu berdomisili di
kecamatan Lasem. Gagasan suci itu adalah mendirikan suatu lembaga pendidikan
Islam.
Gagasan tersebut mula-mula timbul dari beberapa orang diantaranya adalah
Sdr. H. Abdoel Djabar M., Sdr. A. Dainuri, Sdr. Hasyim Mahfudz. Selanjutnya
gagasan tersebut disampaikan kepada Bpk. H. Mahfudz Cholil, yang mana beliau
adalah seorang pemimpin dan pendidik yang telah lama mencita-citakan berdirinya
lembaga pendidikan Islam di kecamatan Lasem.
Dengan diterimanya gagasan suci tersebut oleh Bpk. H. Mahfudz Cholil,
kemudian dibentuklah dua kelompok dengan tugas masing-masing. Satu kelompok
bertugas mengurus pendidikan (dewan guru), dan kelompok yang lain bertugas
mengurus sarana dan prasarana pendidikan (dewan pengurus).
Adapun susunan dewan guru terdiri dari :
- Sdr. H. Abdoel Djabar M.
- Sdr. A. Suyuti.
- Sdr. Salman.
- Sdr. A. Dainuri.
- Sdr. Hasyim Mahfudz.
- Sdr. Muhammad.
- Sdr. Kartubi Kaharudin.
- Sdr. Abdoel Muhith.
- Sdr. Masjkur.
- Sdr. Badjuri Ihsan.
- Sdr. Maryam Cholil.
- Sdr. Hafidz.
- Sdr. Buchori Usman.
3
- Sdr. Mulyono.
Sedangkan susunan dewan pengurus
terdiri dari :
- Bp. H. Mahfudz Cholil.
- Bp. Supardi.
- Bp. Ridlwan.
- Bp. Buchori Usman.
- Bp. Hamim.
- Bp. H. Ahmadi.
- Bp. Muh. Ismail.
- Bp. Hadi Marsaid.
- Bp. Sudiono.
- Bp. Abd. Qohar.
- Bp. H. Abd. Halim.
- Bp. Mudzakir.
- Bp. Mukhlas.
- Bp. A. Nasih.
- Bp. Mawardi.
- Bp. Masrur.
- Bp. Maftuchin.
- Bp. Salman
- Bp. A. Dahlan.
- Bp. K. H. Ma'mur.
- Bp. Salim.
Tak dapat disangkal bahwa kedua kelompok tersebut merupakan dua potensi
yang sangat menentukan dalam berdirinya gagasan yang dicita-citakan itu.
Alhamdulillah, setelah kedua kelompok beberapa kali mengadakan pertemuan,
dengan jiwa yang ikhlas dan mengucap Bismillah, mereka berikrar bersama :
4
'Marilah kita bersama-sama mendirikan PGA Islam untuk kepentingan umat
dengan ikhlas dan bertanggung jawab. Mudah-mudahan Allah meridloi, serta
melimpahkan rahmat, kekuatan dan petunjuk kepada kita'.
Berlandaskan ikrar tersebut, kedua kelompok yang masing-masing diketuai
oleh Bpk. Mahfudz Cholil dan Bpk. H. Abdoel Djabar M. mulai melaksanakan
tugasnya sesuai bidang masing-masing. Dewan pengurus berjuang dan berusaha
untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat dan pemerintah, sedangkan dewan guru
menyusun perencanaan pendidikan dan pengajaran.
Berkat kerjasama yang baik antara dewan pengurus, dewan guru dan
masyarakat, tercapailah target yang pertama, yaitu pengadaan gedung beserta
sarananya. Usaha yang berhasil dilakukan adalah dengan memperoleh pinjaman
gedung sekolah beserta peralatannya. Gedung yang berhasil dipinjam adalah
gedung SDN Ngemplak (SD Induk sekarang), tentu dengan melalui sistem birokrasi
yang semestinya.
Dengan demikian terpenuhilah target tahap pertama, yaitu pengadaan paket
sarana yang digunakan. Meskipun di dalam hati kecil para pengurus dan guru
masih belum terpuaskan, namun persoalan pertama dalam pengadaan paket lembaga
pendidikan sudah dapat dicapai.
Kepada yang telah memberikan bantuan dan fasilitas dalam segala bentuk apapun
diucapkan terima kasih dan semoga amalnya diterima oleh Allah SWT.
5
PENDIRIAN
PGA ISLAM LASEM
Tahap pertama yang merupakan tahapan pokok dalam usaha pendirian PGA
Islam Lasem telah terpenuhi, yaitu pengadaan gedung beserta peralatannya.
Menyusul hal yang cukup menggembirakan, adalah dengan telah berhasil pula
menerima pendaftaran calon siswa sebanyak lima puluh tujuh orang anak.
Selanjutnya dengan mengucap 'Bismillahirrahmanirrahim', berbekal kedua
hal tersebut serta dukungan masyarakat awam, intelek (Bp. Prof. Dr. H. Mu'thi
Ali MA.) dan ulama (KH. Ma'shum), pada tanggal 2 Agustus 1962, PGA Islam Lasem
resmi dibuka.
Sebagian cita-cita telah terwujud, namun kemudian menumbuhkan beban berat
yang terbayang di pelupuk mata. Sangat disadari bahwa membina keberlangsungan
jauh lebih berat dari pada pengadaan atau perwujudan fisik. Pembinaan akan
keberlangsungan, membutuhkan koordinasi, integrasi serta sinergi yang kuat dan
mantap diantara para guru dan para pengurus. Melalui koordinasi, integrasi dan
sinergi, akan dapat membentuk kekuatan serta dinamika sehingga mudah di dalam
mewujudkan cita-citanya.
Untuk mengimplementasikan hal tersebut, diadakanlah pertemuan rutin
antara para guru dan para pengurus setiap bulan. Pertemuan tersebut ditujukan
agar terdapat saling menyampaikan serta menghimpun gagasan dan pendapat
diantara mereka demi terbinanya keberlangsungan PGA Islam Lasem.
Pertemuan tersebut diwujudkan dalam bentuk pengajian ukhuwah, yang di dalamnya juga dilantunkan
bacaan ayat-ayat suci Al Qur'an serta kalimat-kalimat thoyyibah. Hikmah yang
dirasakan dari pertemuan-pertemuan tersebut adalah semakin terjalinya hubungan
kekeluargaan, sehingga memudahkan di dalam pembinaan dan pengembangan lembaga
pendidikan tersebut.
Dari hari ke hari semakin tampak
perkembangan dan peningkatan yang sangat pesat dari lembaga pendidikan PGA
Islam Lasem. Pencapaian yang sangat bagus itu ditunjukkan dengan semakin
bertambah dan berkembangnya jumlah maupun daerah asal dari para siswanya. Para
siswa tidak hanya berasal dari Kabupaten Rembang, namun juga berasal dari
Kabupaten Tuban, Blora, Blora, Pati, Tegal dan Pekalongan.
Tiada sesuatu di dunia ini yang sempurna. Demikian juga dengan perjuangan
mendirikan PGA Islam Lasem. Di tengah
perkembangan yang dirasakan bagus, terdapat hambatan yang dapat mengancam
keberlangsungan berdirinya PGA Islam Lasem. Usaha untuk menghambat itu
dilakukan pada awal tahun 1965 oleh sekelompok golongan dari orang-orang yang
tidak suka dan tidak mendukung akan perjuangan tersebut. Usaha itu dilakukan
dengan cara dimana SDN Ngemplak yang mana gedungnya juga ditempati oleh PGA
Islam, dijadikan SD I dan SD II yang masuk pada siang hari.
Akibat dari hal tersebut, PGA Islam mendapatkan kesulitan, dimana lokasi
belajar PGA Islam terpaksa
6
terpecah di dua lokasi, yaitu di SDN Ngemplak dan SDN Sumbergirang yang
letaknya saling berjauhan. Dapat dibayangkan betapa sulit dan repotnya
pembelajaran dilangsungkan, terutama pada saat-saat pergantian jam, terlebih
apabila pada musim penghujan.
Meskipun demikian, hambatan dan halangan yang ada tidaklah melemahkan
jiwa keluarga PGA Islam. Bahkan hambatan dan halangan tersebut dijadikan
dorongan dalam melecutkan semangat untuk lebih ulet dan maju agar dapat
mandiri.
Di sini terlihat jelas perjuangan para penggerak PGA Islam. Betapa
perjuangan tersebut tidaklah lebih dari kesungguhan seluruh keluarga PGA Islam
yang betul-betul murni dan dijiwai dengan keikhlasan serta tanggung jawab. Para
guru di dalam mengajar dan mendidik tidak bertujuan untuk mencari hidup dan
kehidupan dari PGA Islam. Begitu kecilnya honor mereka, hingga diistilahkan
sebagai 'Uang Jimat'. Istilah itu mengandung arti bahwa semua demi kehidupan
PGA Islam. Semua hal tersebut tentu tidaklah mengesampingkan usaha dan perjuangan
para pengurus dengan cita-cita luhur mereka.
Pada pertengahan tahun 1965, setelah mengalami berbagai macam kepahitan
dan kesulitan, datanglah pertolongan Allah SWT. Uluran tangan itu datang dari
seorang dermawan muslim yang bernama H. Salim dari Keprabon Solo. Beliau
menyumbangkan uang sebanyak Rp 3.000.000,00 (tiga juta rupiah). Uang tersebut
dipergunakan untuk membeli sebuah rumah Tionghoa kuno, yang kemudian dipugar
menjadi gedung sekolah, meskipun masih sangat sederhana.
Tujuan pendidikan di dalam suatu lembaga akan dapat tercapai dengan baik,
apabila sarana pendidikan telah terpenuhi.
Sarana pendidikan minimal yang harus terpenuhi diantaranya adalah :
- Gedung sekolah yang memenuhi syarat.
- Peralatan sekolah :
a.
Meja kursi siswa.
b.
Papan tulis.
c.
Perpustakaan :
1.
Buku-buku untuk guru.
2.
Buku-buku untuk siwa.
- Alat-alat klasikal yang lain.
Oleh karena pada saat itu PGA Islam baru memiliki gedung sekolah yang
sangat sederhana, maka cukuplah menyulitkan bagi PGA Islam untuk memperoleh
sarana yang lainnya sehingga dapat mandiri. Kemudian diantara para guru dan
pengurus saling bergotong-royong untuk mewujudkan sarana pokok seperti yang
tersebut. Alhamdulillah beberapa saat kemudian, walaupun dalam bentuk apapun
7
diperolehlah bangku panjang sebagai meja siswa beserta 'dingkliknya'
sebagai kursi siswa. Sarana tersebut diperoleh dari Madrasah 'Al Fakhriyyah'
dan Madrasah 'Rosyidiyah' yang telah lama tidak terpakai, serta beberapa kursi
dari para pendukung yang ada di sekitar Lasem.
8
PGA
ISLAM PINDAH GEDUNG
Dengan memiliki sarana pokok untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar,
menunjukkan bahwa PGA Islam mulai memasuki masa kedewasaan. Pada tanggal 15
Agustus 1966 PGA Islam memberanikan diri memasuki masa kedewasaannya dengan
berpindah dan menempati gedung sederhana yang sudah selesai dibangun.
Perpindahan berarti pula akan terjadi adaptasi dan penyesuaian terhadap
perubahan. Hal ini tentu membutuhkan ketekunan dan keuletan.
Kegiatan belajar mengajar PGA Islam semula masuk siang hari dikarenakan
tenaga kependidikannya menggunakan orang-orang yang berdinas di pagi hari.
Dengan adanya perpindahan tersebut kegiatan belajar mengajar diberikan di pagi
hari, sehingga banyak tenaga dinas terpaksa harus mengundurkan diri. Kondisi
ini cukup meresahkan, sehingga membutuhkan perhatian dan harus segera
memperoleh pemecahannya.
Menindaklanjuti permasalahan yang terjadi, Kepala Sekolah bersama para
guru menyampaikan suatu rencana berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar
kepada Ketua Pengurus, Bapak H. Mahfudz Cholil.
Kebijakan Kepala Sekolah dengan membagi kelas yang masuk pagi hari dan
siang hari, dapat dijadikan sebagai solusi atas permasalahan yang terjadi.
Namun demikian kondisi ini membuat tenaga para guru menjadi lebih terkuras, dan
mengalami keletihan.
Perjuangan yang tak kenal putus asa tersebut pun akhirnya membuahkan hasil. Hasil ujian permulaan atas persamaan
PGAN 4 Tahun di Kudus pada tahun 1966,
sebagian besar siswa lulus, sehingga hal ini membuat semua guru dan pengurus
merasa gembira, bangga dan bersyukur. Perjuangan yang disertai banyak kesulitan
dan keprihatinan membuahkan hasil yang cukup memuaskan.
9
PENEGERIAN
PGA ISLAM
Setiap akhir tahun pelajaran, PGA Islam Lasem selalu mengikuti ujian
akhir persamaanPGAP 4 Tahun. Dan yang cukup membanggakan, banyak siswa PGA
Islam Lasem yang lulus.
Pada awal tahun 1968, berdasarkan saran dari Kepala Direktur Pendidikan
Agama kepada Kepala Departemen Agama Bapak Mulyadi agar PGA Islam Lasem
diusulkan untuk dinegerikan, maka oleh Kepala
Inspeksi Pendidikan Agama Kabupaten Rembangpun ditindaklanjuti.
Permasalahan ini merupakan suatu persoalan yang cukup membutuhkan
pemikiran dan pertimbangan yang mendalam dalam persidangan. Hal ini mengingat
harapan dewan guru dan pengurus bahwa di kecamatan Lasem haruslah ada lembaga
pendidikan Islam yang kuat dan dapat dibanggakan.
Kepala Sekolah PGA Islam Lasem pada saat itu, yaitu Bapak H. Abdoel
Djabar M. adalah orang yang memahami dan dapat memprediksi perkembangan sekolah
di masa itu dan masa mendatang. Oleh karena itu dengan berbagai macam
pertimbangan dalam sidang, akhirnya diambil suatu keputusan bahwa PGA Islam
Lasem dapat diusulkan penegeriannya dengan beberapa catatan :
- Kepala Sekolahnya
tetap.
- Pengasuhnya tetap utuh
dan supaya diusahakan penegeriannya sebagai pegawai.
- PGA Islam harus tetap
berdiri.
- Jiwa dan ikrar harus
tetap dimiliki.
Bapak H. Mahfudz Cholil selaku ketua pengurus pada saat itu, sering
datang ke sekolah untuk meninjau dari dekat situasi dan kesibukan serta hal-hal
yang dilalui dan dialami oleh PGA Islam Lasem. Beliau juga selalu mengadakan
kontak dengan para guru dan terutama dengan Kepala Sekolah.
Setelah diputuskan atas penegerian PGA Islam Lasem, ketua pengurus
bersama Kepala Sekolah menjalankan keputusan tersebut dengan tekun, ulet dan
bijaksana. Setelah melalui sistem birokrasi administratif dan juga bantuan dari
Kepala Inspeksi Pendidikan Agama Kabupaten, akhirnya penegerian PGA Islam
Lasempun berhasil. Penegerian PGA Islam Lasem menjadi PGAN 4 Tahun diwujudkan
dengan SK Menag. No. 101 th. 1968 tgl. 14 Mei 1968.
Harapan untuk memiliki sekolah negeri Islam telah terpenuhi, namun
perasaan cemas selalu membayang. Hal ini disebabkan oleh beban yang pasti
bertambah berat dari pada sebelumnya. Beban berat ini berkaitan dengan tanggung
jawab karena memperoleh amanat dari pemerintah untuk lebih mengembangkan
pendidikan Islam di PGAN 4 Tahun, sesuai dengan peraturan, petunjuk dan
kurikulum yang berlaku. Dengan kondisi segala sesuatu yang masih sangat
sederhana, harus menyesuaikan dengan semua persyaratan yang berlaku.
10
PGA Islam telah menjadi PGAN 4 Tahun, namun tubuh dan kekeluargaan dari
PGA Islam masih tetap utuh. Mulai dari Kepala Sekolah, dewan guru dan para
pengurus bahu membahu, bekerja sama
dengan penuh tanggung jawab. Dengan demikian segala kesulitan mudah teratasi
dan dicari cara pemecahannya.
Dapat dirasakan bahwa dalam menjalankan penegerian tersebut sangatlah
berat. Sehingga timbul gagasan agar PGAN 4 Tahun mempunyai gedung dan peralatan
yang lebih baik atau setidaknya mendekati kesempurnaan sebagai lembaga
pendidikan.
Pengadaan gedung dan peralatan bagi kesempurnaan lembaga tentunya
membutuhkan perencanaan yang baik serta keikhlasan dalam berjuang. Satu-satunya
jalan yang dapat ditempuh pada saat itu adalah dengan membuat pengajuan daftar
usulan proyek kepada pemerintah. Namun pengajuan ini dapat diusulkan apabila
DUP yang dibuat sudah disertai dengan tersedianya tanah untuk bangunan gedung
yang diusulkan. Untuk masalah ketersediaan tanah tersebut, kemudian dicobalah
membuat pengajuan permohonan kepada Bupati Kepala Daerah tingkat II Kabupaten
Rembang (Bp. Hadi Sanyoto, Alm). Alhamdulillah setelah proses yang cukup
berliku, dengan diawali Kepala Sekolah bersama Ketua Pengurus yang menghadap
langsung kepada Bapak Bupati, akhirnya berhasillah didapatkan sebidang tanah
seluas 1,25 ha (satu seperempat hektar) tanpa pengorbanan materi alias
cuma-cuma. Dengan demikian pengembangan dan penyempurnaan PGAN 4 Tahun Lasem
telah maju setapak.
11
PENINGKATAN
PGAN 4 TAHUN LASEM MENJADI PGAN 6 TAHUN
Empat kali sudah PGAN 4 Tahun Lasem mengikuti ujian akhir kelas IV, yaitu
di tahun 1966, 1967, 1968 dan 1969 dengan tingkat kelulusan selalu diatas 70%.
Dengan hasil yang cukup menggembirakan tersebut, namun demikian terdapat pula
beberapa hal yang juga cukup membebani benak pengurus. Salah satu diantaranya
adalah kenyataan bahwa beberapa siswa yang telah lulus kelas IV, tidak dapat
melanjutkan pelajarannya ke kelas V dan VI karena ketidakadaan biaya.
Ketidakmampuan orang tua dalam membiayai putra-putrinya melanjutkan ke jenjang
berikutnya adalah karena kelas V dan VI tidak ada di Lasem. Kelas V dan VI
harus ditempuh di Kudus atau daerah lain, sehingga berat bagi mereka untuk
membiayainya.
Demikianlah, perjuangan yang dilakukan dengan penuh keikhlasan dan
tanggung jawab, Allah selalu menunjukkan jalannya.
والذين جاهدوا فينا
لنهدينهم سبلنا (الاية )
Pada saat itu, tanggal 20 September 1970 Kepala Sekolah bersama Ketua
Pengurus yang sedang mengadakan perjalanan dinas di DEPAG Jakarta memperoleh
berita yang menarik. Berita tersebut adalah bahwa pada tanggal 30 September
1970 akan menjadi hari berakhirnya peningkatan PGAN 4 Tahun menjadi 6 Tahun.
Walaupun perjalanan dinas tersebut tidak berkaitan dengan masalah peningkatan
PGAN 4 Tahun, mengingat adanya keluhan beberapa wali siswa yang tidak dapat
membiayai putra-putrinya bersekolah ke luar daerah, dengan rasa tanggung jawab
mereka mencoba untuk memperjuangkan peningkatan PGAN 4 Tahun menjadi 6 Tahun.
Dengan dibatasi waktu yang sangat sempit, Kepala Sekolah dan Ketua
Penguruspun berbagi tugas. Kepala Sekolah mengurus persyaratan administrasi,
sedangkan Ketua Pengurus mengadakan konsultasi
dengan orang-orang terkait di tingkat pusat maupun daerah.
Alhamdulillah, perjuangan luhur dan suci itupun membuahkan hasil. Tepat
tanggal 28 September 1970 semua persyaratan sudah dapat diselesaikan dan sudah
pula sampai di DEPAG Jakarta. Akhirnya, tanggal 30 September 1970 terbitlah SK
MENAG No. 242 Th. 1970, tanggal: 30 September 1970, hal peningkatan PGAN 4
Tahun menjadi 6 Tahun.
12
PENINGKATAN
SARANA PENDIDIKAN
Selangkah demi selangkah PGAN Lasem sebagai lembaga pendidikan semakin
menunjukkan peningkatan dan kemajuan yang berarti. Namun demikian kesempurnaan
sebagai lembaga pendidikan masih belum sesuai yang diharapkan. Masalah gedung
dan peralatan-peralatannya juga belum sesuai dengan syarat-syarat yang
seharusnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka Kepala Sekolah dan Ketua Pengurus
memandang perlu untuk segera mengajukan DUP (Daftar Usulan Proyek) bangunan
gedung yang memenuhi persyaratan. Selanjutnya Kepala Sekolah dan Ketua Pengurus
mencoba untuk berkonsultasi dengan Bapak Bupati Kepala Daerah Tingkat II
Kabupaten Rembang (Bp. Hadi Sanyoto).
Permohonan dan restu agar disetujuinya pengajuan DUP dibutuhkan untuk
memperoleh fasilitas yang diperlukan.
Daftar Usulan Proyek DUP No. 89/A/Ged/Sd. 90/1970 tanggal 17 Maret 1970
pun diajukan melalui sistem birokrasi yang semestinya. Kemudian pada tahun
anggaran 1973/1974, DUP yang telah diajukan itupun terealisasi. DIP dengan
volume 10 bangunan ruang belajar dengan biaya Rp 15.000.000,00 (lima belas juta
rupiah) tersebut disertai bantuan 2 ruang belajar, 1 ruang guru, 1 ruang tata
usaha, mushola, 1 parkir sepeda serta 4 kamar kecil dari Pemerintah Daerah.
Pada tahun anggaran 1974/1975 lembaga memperoleh DIP lanjutan sebesar Rp
2.400.000,00 (dua juta empat ratus ribu rupiah) untuk membeli meubleair. Pada
tahun anggaran 1975/1976 memperoleh DIP sebesar Rp 18.000.000,00 (delapan belas
juta rupiah) untuk bangunan aula beserta peralatannya. Pada tahun anggaran
1978/1979 memperoleh DIP sebesar Rp 4.400.000,00 (empat juta empat ratus ribu
rupiah) untuk pagar keliling.
13
STATISTIK SISWA
A.
Siswa masuk :
1.
Tahun 1962 =
2.
Tahun 1963 =
3.
Tahun 1964 =
4.
Tahun 1965 =
5.
Tahun 1966 =
6.
Tahun 1967 =
7.
Tahun 1968 =
8.
Tahun 1969 =
9.
Tahun 1970 = 135
10. Tahun 1971 = 103
11. Tahun 1972 = 96
12. Tahun 1973 = 93
13. Tahun 1974 = 97
14. Tahun 1975 = 99
15. Tahun 1976 = 142
B.
Tamat berijazah :
1.
Tahun 1966 = 7
2.
Tahun 1967 =
3.
Tahun 1968 = PGAN 4 Th.
4.
Tahun 1969 = 8
5.
Tahun 1970 = 53
6.
Tahun 1971 = 44
7.
Tahun 1972 = 100
14
8.
Tahun 1973 = 74
9.
Tahun 1974 = 74
10. Tahun 1975 = 123
11. Tahun 1976 = 125
12. Tahun 1977 = 145
13. Tahun 1978 = 116
14. Tahun 1979 = 163
15. Tahun 1980 = 203
16. Tahun 1981 = 146
15
KEADAAN
SISWA – GURU – PEGAWAI PGAN LASEM PADA 1981
- SISWA
Kelas
|
Putra
|
Putri
|
Jumlah
|
I
|
142
|
81
|
223
|
II
|
117
|
54
|
171
|
III
|
90
|
58
|
148
|
Jumlah
|
349
|
193
|
542
|
- GURU
Guru
|
Putra
|
Putri
|
Jumlah
|
1. Negeri Gol. I
|
0
|
0
|
0
|
Gol. II
|
6
|
1
|
7
|
Gol. III
|
8
|
0
|
8
|
2. Honorer
|
2
|
2
|
4
|
- PEGAWAI
Pegawai
|
Putra
|
Putri
|
Jumlah
|
1. Negeri Gol. I
|
2
|
0
|
2
|
Gol. II
|
1
|
2
|
3
|
Gol. III
|
0
|
0
|
0
|
2. Honorer
|
6
|
2
|
8
|
16
HASIL
EBTA 1982
Berdasarkan
Rapat Penegasan Panitia Ujian PGAN – MAN tanggal 7 Mei 1982 di Kebumen dan SK.
Panitia Ujian Nomor : PG. k/11 2677.24.C/1982. Dari peserta sejumlah 147 orang
siswa, yang dinyatakan lulus adalah 146 siswa.
17
PENUTUP
Demikianlah
Sejarah Singkat Berdirinya PGAN Lasem, mulai masih sebagai lembaga swasta sampai menjadi PGAN.
Mudah-mudahan
atas i'anah Allah SWT lembaga pendidikan kita ini selalu mendapatkan kemudahan
dan kelancaran dalam mendidik anak-anak, sebagai generasi penerus dalam
pembangunan negara dan bangsa.
Lasem, tanggal 1 Juni 1992
Penulis,
Kepala Sekolah / Pendiri Sekolah
ttd
H. Abdoel Djabar M.
NIP. 150 013 737
18
No comments:
Post a Comment